Minnesota Pasca Donald Trump Menang Pemilu AS

Tulisan ini sepertinya wajib saya awali dengan menjelaskan sedikit tentang Minnesota. Negara bagian ini adalah tempat dengan orang-orang yang ramah, toleran, dan baik hati. Sebelum pindahan ke sini, kami sudah mencari tahu tentang negara bagian ini, salah satu hal yang kami temukan adalah bahwa Minnesota adalah tempat yang ramah terhadap minoritas, baik itu imigran, muslim, Native American, LGBT, perempuan, dan kaum-kaum minoritas lainnya. Salah satu buktinya adalah terpilihnya Ilhan Omar (perempuan, imigran, berkulit hitam, dan muslimah berjilbab) sebagai legislator di Minnesota (DPRD).

ilhan-omar
Ilhan Omar (pic taken from ilhanomar.com)

Kalau orang-orang mengkhawatirkan perkara Islamophobia di Amerika, saya malah sama sekali tidak merasakannya di sini. Di sini, menyapa sesama muslim di jalan dengan “assalamualaikum” atau mengucapkan hamdalah dan segala macam doa atau ucapan dalam bahasa Arab di tempat umum tidak akan membuat orang sinis dan tidak bikin orang telepon 911 😛

Tapi seperti layaknya kota-kota lain di Amerika Serikat, kemenangan Donald Trump dalam pemilu disambut dengan kekhawatiran oleh banyak pihak, terutama kaum minoritas. Seolah-olah sebentar lagi negara api akan menyerang dan mengubah segalanya, walaupun sesungguhnya Minnesota adalah state biru alias partai Demokrat menang (eh ini partai Demokrat yang mengusung Hillary Clinton ya, bukan yang mengusung Agus Yudhoyono hahaha).

Sebenarnya ada beberapa kejadian muncul selama masa pemilu dan sesudahnya. Salah satunya adalah vandalisme yang terjadi pada panel display Muslim Student Association Minnesota (MSA MN) yang dicorat-coret dengan tulisan “ISIS” beberapa hari sebelum pemilu. Kejadian ini dikonfirmasikan langsung kebenarannya oleh MSA yang disampaikan pada saat sesudah shalat Jumat di area kampus dan melalui press release.

msa-panel
Vandalisme di panel display MSA MN (pic taken from amccumn.com)

Di dunia maya juga sempat ramai kumpulan cerita-cerita pasca pemilu yang salah satunya adalah terjadi penyerangan terhadap seorang perempuan keturunan Asia di jembatan Washington Ave (tempat yang sama dengan lokasi display MSA), namun saya tidak bisa mengkonfirmasi apakah hal ini benar atau tidak, karena tidak ada keterangan resmi dari kampus mengenai hal tersebut meskipun Washington Ave Bridge berada di dalam area kampus.

Semakin membaca kejadian-kejadian buruk yang menimpa kaum minoritas pasca kemenangan Trump, membuat saya makin merasakan kekhawatiran dan mengalami kegelisahan. Terutama karena saya ini quadruple minority alias minoritas pangkat empat (bukan warga negara Amerika, orang Asia, Muslim, dan perempuan).

Menyusul kota-kota lain yang diwarnai dengan demonstrasi menolak Donald Trump, Kamis lalu di Minnesota juga terjadi demonstrasi yang cukup besar, bahkan di malam harinya demonstran sampai membuat macet jalan I-94 sampai pukul 21:25.

Protest Anti-Trump di Minnesota (10 November 2016)

Dua hari lagi juga akan diadakan demonstrasi lagi dengan tujuan utamanya menentang Donald Trump yang bersikap anti-imigran dan menentang deportasi imigran dari Amerika Serikat. Isu ini cukup penting diangkat di Minnesota karena di sini banyak terdapat imigran, terutama imigran muslim dari Somalia.

no-more-deportation-campaign

Meskipun kejadian demi kejadian berganti, kekhawatiran saya mulai mereda akhir minggu yang lalu. Saya menjadi mulai tenang setelah di Jumatan kemarin khatibnya menyampaikan, “tidak ada satu pun kejadian di dunia ini yang tidak sesuai dengan rencana Allah, termasuk menangnya Trump. Kita harus tetap optimis dan melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan dan berdoa”, dan saya setuju.

Saya cukup banyak berkegiatan di luar rumah (baca: jadwal belanja) di akhir minggu lalu dan saya merasakan sendiri bahwa toko bahan makanan Asia tetap ramai dengan orang-orang berbahasa China, Melayu, India, Vietnam, dan juga Bahasa Indonesia & Jawa. Iya. Itu sih saya dan PakJay 😛

Toko-toko dan restoran yang dimiliki para muslim pun tetap beroperasi seperti biasa. Oya, jangan dipikir bisnis milik imigram muslim di sini kecil-kecil ya. Di sini banyak bisnis-bisnis besar yang dimiliki muslim, yang pelanggannya bukan hanya muslim, tapi juga non-muslim, dan juga pihak universitas.

Di dunia maya ramai terdengar beberapa muslimah takut memakai jilbab karena perilaku diskriminatif pendukung Trump, di sini sepertinya tidak terjadi. Mbak-mbak berjilbab tetap beraktivitas seperti biasa seantero Minnesota. Saya sempat ke Walmart dan ke Mall of America dan di sana para muslimah berjilbab tetap asyik bekerja dan menjalankan aktivitasnya. Tidak banyak berubah. Mall tetap penuh dan bioskop tetap ramai. Sepertinya memang Minnesota baik-baik saja, dan semoga akan terus baik-baik saja.

Dukungan moral dari orang-orang di Minnesota juga banyak disampaikan di ruang-ruang publik. Salah satunya adalah tulisan, “You are wanted and loved here” yang dituliskan di halaman kampus University of Minnesota.

you-are-wanted2
pic by Jay Afrisando 

Selain itu, dukungan untuk kaum Muslim juga disampaikan oleh warga Minnesota. Salah satunya adalah tulisan, “We love our Muslim Neighbors” yang dituliskan di halaman masjid Al-Iman, masjid tempat biasanya masyarakat muslim Indonesia di Minnesota berkumpul.

we-love-our-muslim-neighbour
pic by Pak Joko Suharyono

 

Selain itu, setelah panel display MSA MN yang jadi korban vandalisme dicat ulang, ternyata juga mendapatkan dukungan yang diwujudkan dalam tempelan kertas bertuliskan, “Muslims are welcome here”. Rasanya mak nyes, gaes. Nggak takut lagi keluar rumah ye kan kalau udah kayak gini?

 

muslims-are-welcome-here
(pic taken from: msaumn.org)

Dengan semua dukungan tersebut, rasanya saya tidak perlu lagi terlalu khawatir untuk beraktivitas seperti biasa di Minnesota, dengan tanpa mengurangi kewaspadaan. Buat saya, Minnesota tetaplah Amerika rasa Jogja yang selalu indah dengan keramahtamahannya. Donald Trump dan para pendukungnya tidak akan bisa merusaknya begitu saja 😛

Semoga tulisan ini bisa menjawab kekhawatiran teman-teman saya dan keluarga saya dan PakJay di Jogja. Insha Allah semua baik-baik saja. Kalau pun terjadi apa-apa, Kanada cuma sak plinthengan ini, cuma 6 jam perjalanan darat dari sini. #halah

 

 

 

5 Comments Add yours

  1. Riza ekaputri says:

    Mbak saya suka deh baca tulisan mbak terry. Enak dibacanya dan informatif banget 😊😊. Aku mahasiswa yang lagi berjuang buat jadi s1 di jakarta mbak. Heheh. Terus aku ada rencana kepengen studi s2 di university of minnesota. Pas cari2 blog orang2 indonesia yang tinggal di minnesota kebetulan ktemu blog ini. Terus aku jdi ngikutin terus ceritanya mbak terry deh hehe. salam kenal mbak.

    Like

  2. riza ekaputri says:

    Ka aku suka deh baca2 blognya mbak terry. Informatif banget dan bahasanya enak hehe. Jadi aku ini mahasiswa jakarta yang insyaAllah bentar lagi lulus S1 hehe (amiin) dan aku ada rencana kepingin kuliah di univ of minnesota jadilah aku browsing2 searching2 orang indonesia yany tinggal disana buat info2 terus ketemu blog ini terus aku jadi ketagihan baca haha. Terus sempet juga si khawatir ats terpilihnya donald trump jadi sempet bikin aku down jadi takut mau keamerika apalagi kuliah 😢 tapi abis baca ini lumayan pencerahan mbak hehe.

    Like

    1. @tey_saja says:

      Halo Riza. Salam kenal.

      Terima kasih banyak ya sudah mampir ke blog saya. Semoga bisa bermanfaat. 😀

      Like

  3. Pondra & Fee says:

    Doakan saya dan istri bisa ke Minnesota ya, Mbak. Kalau impian kami ke sana terwujud, insya Allah kita bisa kopi darat deh. 🙂

    Like

    1. @tey_saja says:

      Amin… Semoga terwujud 🙏🏻

      Like

Leave a reply to @tey_saja Cancel reply