Jalan-jalan ke San Francisco

Kalau sebelumnya saya sudah sempat cerita tentang Nongkrong di Stanford University, kali ini saya mau cerita jalan-jalan kami ke San Francisco.

Karena agenda jalan-jalan adalah agenda sampingan saja, selain acara konferensi di Stanford University, jadi kami jalan-jalannya disempet-sempetin dan hanya ke beberapa tempat saja yang kami pilih. Tempat-tempat yang jadi pilihan utama kami!

Hari Minggu: Dari Golden Gate Bridge ke Pier 39

Hari Minggu itu kami berangkat dari stasiun Redwood City menuju San Francisco naik kereta.

Redwood City Station
Stasiun Kereta Redwood City

Perjalanannya sekitar satu jam gitu untuk sampai ke San Francisco. Tapi karena sedang ada proyek perbaikan jalan, jadi setiap akhir pekan keretanya cuma sampai di Bayshore station, lalu lanjut dengan bus gratis menuju 4th Street Station.

Dari sana kami langsung menuju ke Golden Gate Bridge ya karena semacam belum afdol kalau ke San Francisco belum ke Golden Gate Bridge hehehe

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sampai di area Golden Gate Bridge kami langsung menuju ke visitor center dan beli kartu pos dan merchandise. Udah kayak turis beneran gitu deh hehehe.

Kenapa saya suka beli kartu pos? Selain karena harganya terjangkau, juga bisa dikirimkan ke orang lain buat #giveawayTey. Kalau kata Pak Jay, “kuatnya cuma beli itu.” jiahahaha

 

 

 

 

 

 

 

 

Setelah itu kami foto-foto dari taman kecil yang berada di ‘atas’ visitor center yang juga ada di ujung jembatan tersebut. Di sana kami punya pengalaman menarik nih.

Karena suhu di San Francisco semacam jauh lebih hangat daripada di Minneapolis, refleks saya buka jaket dan bilang, “panas ya?” Eh terus ada sekelompok ibu-ibu, yang sepertinya dari Indonesia karena mengerti bahasa saya, melirik tajam setajam silet ke saya. HAHAHA

Rombongan ibu-ibu itu pakai kostum musim dingin lengkap, termasuk penutup kepala juga, eh kok saya malah buka jaket. HEHEHE

Saya balas lirikan tajam mereka dengan senyuman. Rasanya saya pingin bilang, “aduh, maaf bu. Bukan bermaksud menyinggung. Tapi ya gimana ya, paspor kita mungkin sama-sama gambar Garuda Pancasila tapi saya kebiasaan hidup sama White Walker di Winterfell sana, jadi kena panas dikit badan udah berkuah”

Selama kami di area taman tersebut, beberapa kali ketemu orang lain yang dari wajahnya dan dari bahasa yang dipakai sepertinya dari Indonesia. Kami saling senyum saja. Kayak seneng-seneng gimana gitu ya kalau ketemu orang satu negara hehehe

Ada serombongan turis juga dari Indonesia yang sangat sibuk bergembira foto-foto ria. Sepertinya sih mereka juga sibuk posting di media sosial. Jalan-jalan ke tempat yang ikonik memang kurang lengkap kali ya tanpa postang-posting di media sosial? Iya! Saya juga gitu sih hehehe.

Nah ngomong-ngomong tentang postang-posting di media sosial, tentu butuh akses internet yang memadai ya? Kalau buat orang yang tinggal di Amerika seperti saya sih bukan hal yang sulit karena sudah pakai simcard setempat. Tapi kalau turis dari Indonesia bagaimana ya?

Infonya sih buat koneksi internet luar Indonesia, teman-teman bisa pakai jasa sewa travel wifi dari Indonesia. Jatuhnya biayanya lebih hemat dan bisa patungan sama teman satu grup jalan-jalan karena modemnya bisa buat thetering 5 gadget sekaligus dan baterainya juga awet hingga 15 jam. Kalau teman-teman tertarik, bisa deh lihat info lebih lanjutnya di www.javamifi.com.

Selamat Datang
Selamat datang di Golden Gate Bridge!

Oh iya, kami tidak berlama-lama di area Golden Gate Bridge ini karena janjian makan siang dengan Alfina dan Texsa di area China Town.

Restoran yang dipilih oleh Alfina dan Texsa adalah Lucky Creation Vegetarian Restaurant. Jujur aja saya penasaran gimana rasanya makanan china tapi vegetarian. Belum pernah nyobain sih.

Lucky Creation Vegetarian Restaurant
Menunggu dapat meja di Lucky Creation Vegetarian Restaurant

Eh ternyata enak banget!! Aku sukaaaa… Tapi mohon maaf saking lapar dan enaknya, jadi makanannya lupa gak difotoin deh hehehe. Pilihan menunya ada banyak dan rasanya luar biasa. Buat teman-teman yang mau jalan-jalan ke San Francisco, tempat ini bisa jadi salah satu tujuan nih. Terutama buat yang vegetarian atau yang menghindari menu daging non-halal.

Dari area Chinatown itu kami jalan sekitar 15 menit sambil lihat-lihat jalanan sekitar San Francisco yang khas banget naik-turunnya. Jadi ingat waktu kami tinggal sebentar di Seoul, jalannya juga naik turun tajam gitu, tapi di San Francisco lebih tajam lagi sih turunan dan tanjakannya. Lalu sampailah kami di salah satu masjid milik komunitas imigran dari Yaman, shalat sebentar lalu melanjutkan lagi perjalanan.

Pedestrians in San Francisco
Suasana San Francisco yang ramai di akhir pekan

 

Karena malam harinya kami harus kembali lagi ke acara konferensi di Stanford University, jadi kami tidak punya waktu banyak dan minta rekomendasi dari Alfina dan Texsa tempat apa yang wajib banget kami kunjungi.

Mereka mengantarkan kami ke Pier 39 tempat singa laut pada bobok siang. Kami naik kereta kuno untuk menuju ke sana. Meski keretanya kuno, tapi masih berfungsi dengan baik lho. Saya dan Pak Jay jadi merasa jadi turis beneran. HAHAHA

 

 

 

 

 

 

 

Sampai di Pier 39, saya dan Pak Jay langsung kegirangan. Ternyata singa laut-singa laut yang di sana itu bukan cuma pada bobok siang lho.

Mereka juga rese-resean berantem rebutan tempat, padahal tempat kosongnya masih buanyak banget. Dasarnya mereka rese aja sih. Hehehe

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pak Jay langsung mengeluarkan ‘senjata’ perekam. Entah lah embuh nanti mau dibikin apa sama dia.

Apakah mungkin mau dibikin komposisi berjudul Singa Laut Rese? HAHAHAA

With Alfina & Texsa
Bersama Alfina dan Texsa di Pier 39

Kalau dituruti, bisa seharian habis buat nontonin kelakuan lucu para singa laut ini. Tapi karena waktunya terbatas, jadi kami melanjutkan perjalanan ke tempat lain.

Oh iya, dari Pier 39 ini kita juga bisa foto dengan pulau Alcatraz nan jauh di sana. Kecil doank sih kelihatannya hehehe

 

 

 

 

 

Alfina dan Texsa mengajak kami mengunjungi toko roti Boudin Bakery. Toko roti yang memproduksi dan menjual sourdough bread di area Pier 39 ini. Semacam toko roti legendaris gitu deh.

Selain dia ini toko roti, dia juga punya semacam museum kecil gitu yang menceritakan tentang sejarah toko roti ini dan tentang pembuatan sourdough. Di toko roti ini ada sebuah adonan biang yang disebut Mother Dough.

WhatsApp Image 2019-04-07 at 2.15.09 AM

Semua roti yang dibuat di sini mengandung Mother Dough yang berusia tua banget gitu lah. Bisa bayangin ya makan roti yang mengandung adonan biang yang lahirnya di tahun 1849 alias di zaman Pangeran Diponegoro. Eh tapi aman kok, soalnya kan walaupun adonannya tua tapi bukan berarti basi hehehe

Selain rotinya enak, bentuknya juga lucu-lucu deh. Kami nyobain beli tapi agak sayang-sayang gimana gitu ngegigitnya. Lha tapi pas lapar ya dimakan juga sih. HAHAHA

 

 

 

Habis dari Boudin Bakery ini kami menelusuri arena pinggiran pantai San Francisco dan sempat mampir di area depan Exploratorium. Alfina dan Texsa bilang, kami wajib nih masuk ke tempat ini. Semacam museum sains gitu. Tapi karena waktu terbatas di hari itu, jadi kami memutuskan untuk ke sana di lain waktu.

Walaupun begitu, kami sempat nyobain Archimedes atau yang kami sebut sebagai “ceruk rasan-rasan” di area luar Exploratorium. Di situ kita bisa duduk di ceruk yang terpisah sekitar 20 meter tapi bisa ngobrol. Rasanya kayak suara lawan bicara kita datang dari arah belakang. Kok bisa ya? Sungguh memang ilmu pengetahuan itu banyak banget yang sederhana tapi bikin bahagia.

Kami juga sempat mengunjungi dermaga tempat pengunjung bisa beli tiket untuk kemudian naik kapal dan mengunjungi pulau Alcatraz. Tapi ya kami cuma sampai di sana saja sih, nggak ke Alcatraz. Selain karena keterbatasan waktu juga karena keterbatasan dana ahihihihi.

Alcatraz Information Board
Alcatraz Information Board

Sore itu selesailah perjalanan kami di San Francisco bersama Alfina dan Texsa. Kami kembali menuju ke Stanford University untuk ke acara konferensi LAC 2019. Tapi akan kembali ke San Francisco lagi dua hari kemudian setelah acara konferensi selesai.

Hari Selasa: Dari Kantor Pinterest, Exploratorium, Hingga Menyebrangi Golden Gate Bridge Dua Kali!

Hari Selasa itu adalah hari terakhir acara LAC 2019, sekitar jam 11 siang acara selesai dan kami menuju  stasiun kereta Palo Alto untuk menuju San Francisco lagi.

at Palo Alto Station
Rame juga ternyata penumpang dari stasiun Palo Alto siang itu

Berbeda dari kunjungan hari Minggu, kalau hari kerja gini keretanya bisa langsung sampai ke 4th Street Station, tidak perlu transfer ke bus. Dari stasiun tersebut kami jalan sekitar satu blok untuk mengunjungi kantor Pinterest tempat Alfina bekerja.

Cerita lengkapnya tentang kunjungan kami di kantor Pinterest bisa disimak di tulisan saya yang berjudul Mengunjungi Kantor Google dan Pinterest, ya!

Setelah dari kantor Pinterest, kami langsung menuju ke Exploratorium. Seru banget ternyata di dalamnya ada banyak hal yang bisa dicobain. Untuk masuk ke sini kita harus bayar tiket sebesar $29.95 untuk pengunjung dewasa dan $24.95 untuk pelajar/mahasiswa dengan menunjukkan kartu pelajar/mahasiswa.

Area di Exploratorium ini dibagi-bagi sesuai dengan area ilmu pengetahuan yang diangkat. Bukan cuma natural science lho tapi juga social science. Pokmen seru karena kita nggak cuma lihat-lihat doank tapi juga berinteraksi langsung.

Hot-Cold Coffs

Yang difoto di atas ini namanya Hot-Cold Coffs. Ini sebenarnya kalau dipegang satu-satu, logamnya itu rasanya selang-seling antara hangat dan dingin. Tapi kalau kita taruh tangan kita seperti yang dilakukan Pak Jay di atas, rasanya kayak puanaaas bianget ya Allah ya Rabbi Tuhan kami. #halah

Meskipun belum puas-puas banget di Exploratorium, kami harus melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Kami lalu menuju ke Wave Organ, sebuah tempat yang Pak Jay pingin banget kunjungi. Wave Organ ini semacam bangunan dari batu yang kayak mengamplifikasi suara ombak. Bentuknya ada kayak corong-corongnya banyak gitu. Suaranya mak jelung-jeglung gitu.

 

 

Aku merasa damai gitu di tempat itu. Kalau Pak Jay sih tentu saja kembali mengeluarkan alat perekamnya walaupun agak terganggu sama ada orang pacaran ngobrol-ngobrol kenceng di sana.

Ya tapi ya gimana ye kan, namanya juga tempat umum hahaha

at Wave Organ
Pak Jay beraksi dengan alat perekamnya di Wave Organ

Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Golden Gate Bridge. Kami mulai perjalanan menyeberangi Golden Gate Bridge dari arah visitor center ke arah Vista Point.

Buat saya, seneng banget rasanya karena dulu cuma bisa bermimpi mengunjungi Brooklyn Bridge dan Golden Gate Bridge waktu kuliah S2 American Studies, akhirnya terwujud tahun lalu dan tahun ini. Alhamdulillah..

 

Sampai di area Golden Gate Vista Point, kami menunggu sampai matahari terbenam supaya bisa foto-foto Golden Gate Bridge di waktu malam. Cantik banget! Selain jembatannya yang cantik, juga lampu-lampu di seberang sana.

Kamera sederhana hp kami cuma bisa menangkap sedapatnya, tapi pemandangan yang sesungguhnya sungguh memanjakan mata.

Golden Gate at Night
Golden Gate Bridge di malam hari, difoto dari Vista Point

Nah tapi! Ada masalah nih… Jreng-jreng!!

Ternyata susah banget cari lyft/uber dari area Golden Gate Bridge Vista Point. Mungkin karena harus muter atau gimana, kurang tahu juga. Kami sudah pesan lyft sampai 10 kali selalu dibatalkan pengemudinya atau tiba-tiba pengemudinya ilang susah dihubungi. Akhirnya apa yang terjadi? Kami menyeberangi lagi itu jembatan ke arah Visitor Center. Panjang jembatan ini sekitar 2,7 kilometer jadi dalam sehari kami sudah jalan setidaknya lebih dari 5 kilometer.

Udah gitu, malam itu hujan cukup deras dan anginnya kenceng. Agak serem gitu deh. Apalagi saya juga sambil menahan kebelet pipis hahahaa! Pokoknya kenangan yang tak terlupakan deh. Bisa buat cerita anak-cucu. HAHAHA

Hikmahnya, lain kali kalau teman-teman mau menyeberangi Golden Gate Bridge, dibalik arahnya. Nyeberangnya dari arah Vista Point ke Visitor Center karena dari Visitor Center akan lebih mudah dapat angkutan umum atau lyft/uber.

Akhirnya sekitar jam 22:00 kami sampai ke stasiun 4th Street Center dan kembali menuju Redwood City tempat kami menginap. Walaupun basah, walaupun capek, tapi seneng banget! Alhamdulillah… Maacih Allah.

Terima kasih juga Alfina dan Texsa yang sudah menyempatkan diri menemani kami di sebagian jalan-jalan kami di San Francisco. Kapan-kapan gantian main ke Minnesota ya!

 

 

 

 

 

 

 

2 Comments Add yours

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s